Isna Sulastri
FKIP Uninus
Membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus ditumbuhkembangkan dalam diri setiap manusia. Ini merupakan perintah pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Wahyu pertama ini selengkapnya berbunyi sebagai berikut. “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia mengajarkan apa yang tidak diketahui manusia” (At-Tanzil, 2005: 1346).
Dengan belajar mengimplementasikan perintah Allah itu, diharapkan kita akan mendapatkan nikmat dan berkah dari-Nya antara lain berupa ilmu pengetahuan. Menurut Alwasilah (2009:ix) “Ilmu adalah cahaya”. Semoga dengan menjadi insan yang berilmu, minimal kelak kita akan dapat menjadi lentera, andai merasa belum mampu menjadi matahari. Insya-Allah lentera pun tetap dibutuhkan oleh banyak orang, terutama dalam perjalanan di kegelapan malam. Cahayanya akan menerangi orang-orang yang berada di sekitarnya, sehingga dapat membantu mereka meneruskan perjalanannya sampai ke tujuan. Demikian pula halnya dengan ilmu yang kita miliki. Dia merupakan cahaya yang datang dari Allah.
Perlu disadari bahwa ilmu manusia itu liar dan bersayap. Dia dapat terbang kemana saja, jika tidak tersedia sangkar buatnya. Oleh karena itu, seorang ilmuwan perlu mengikatnya dalam sangkar yang tepat. Ini diingatkan oleh banyak pakar. Mereka menghimbau kita via sepotong kalimat yang berbunyi, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya” (Lihat antara lain dalam http://ilmukomputer.org/).
Ayo mahasiswaku, … jika Anda sudah mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca, selanjutnya marilah belajar membagikan hasil bacaan itu kepada orang lain. Caranya antara lain dengan menulis di dalam blog masing-masing. Ini salah satu cara yang sangat mungkin untuk kita lakukan dalam rangka berbagi dengan sesama. Sekali lagi, sangat mungkin.
Mengapa sangat mungkin? Antara lain karena menulis di blog tidak memerlukan birokrasi yang panjang dan tidak harus menunggu persetujuan dari pihak yang berwenang, seperti halnya jika kita ingin menulis dalam media tertentu. Terkadang di situ ada "konflik kepentingan" sehingga tulisan yang bagus pun ada kalanya tidak dimuat. Padahal menurut Alwasilah ( 2009: ix ) seyogianya, “Tidak ada birokrasi dalam ilmu pengetahuan…”. Apa yang beliau katakan ini sangat penulis rasakan, pada saat ingin berbagi ilmu melalui blog. Sungguh sangat nyaman dan membuat hati ini amat tentram.
Nah, menunggu apa lagi wahai mahasiswaku. Beraktivitas di blog serasa berada di rumah sendiri. Sangat nyaman dan tidak banyak aturan yang mengikat. Selama kita mau dan mampu menulis, "Mbah Geogle" tidak akan pernah menolak tulisan sejelek apa pun. Semua dapat dimuat di blog kita. Manakala merasa kurang puas dengan kualitas tulisan yang sudah diterbitkan, kita pun leluasa merevisinya kapan pun, selama merasa mempunyai cukup waktu untuk ini.
Oleh karena itu mari menjadikan blog kita sebagai "sangkar ilmu". Tidak perlu malu untuk menulis apa pun yang menurut kita bermanfaat. Bertemali dengan ini Alwasilah ( 2009:ix ) mengatakan bahwa, “Tidak ada ilmu yang lebih bergengsi dari ilmu lain, karena semua ilmu adalah cahaya yang datang dari Allah Swt.” Di mata Tuhan semua ilmu itu sama derajatnya.
Bagaimana kawan ??? Jika setuju dan merasa tertantang, bekerjalah sesuai pesan ustad. Mulailah sekarang juga, jangan ditunda-tunda lagi. Supaya gampang, awalilah dari yang kecil-kecil, dari yang ringan-ringan saja. Oke! Selamat berkompetisi membuat sangkar ilmu, semoga bermanfaat.
Sampai bertemu lagi.
Salam sukses untuk semua.
Daftar Pustaka
Alwasilah,
A.C. (2009). “Sambutan Pembantu Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)” dalam
Wacana
Bahasa Mengukuhkan Identitas Bangsa. Kado Purnabakti
Prof. Dr. H.
Syamsuddin AR. M.S. Bandung: Jurusan Pendidikan
Bahasa dan
Sastra Indonesia FPBS UPI
At-Tanzil. (2005). Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: Sinar Baru
At-Tanzil. (2005). Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
IlmuKomputer.com. Tersedia: http://ilmukomputer.org/ [ 02 Juli 2010 ]
Sulastri, Isna. 2010. “Mari Membuat Sangkar Ilmu”. Tersedia: http://
IlmuKomputer.com. Tersedia: http://ilmukomputer.org/ [ 02 Juli 2010 ]
Sulastri, Isna. 2010. “Mari Membuat Sangkar Ilmu”. Tersedia: http://
uniisna.wordpress.com/2010/07/
_____
*) Tulisan ini pernah dimuat dalam http://uniisna.wordpress.com/2010/07/
02/mari-membuat-sangkar-ilmu/. Kini sengaja penulis munculkan di sini
dengan sedikit modifikasi.Tujuan utamanya adalah untuk konsumsi mahasiswa.
Semoga bermanfaat.
Mahasiswaku,
BalasHapusMari membaca, setelah itu menulislah!
Mari kita membaca sahabat-sahabat ! , lakukanlah dari sekarang, membaca itu merupakan sebuah pintu menuju kesuksesan.
BalasHapusWaktu akan terasa sangat berharga ketika kita membaca, dan mendapatkan ilmu yang baru.
BalasHapusMembaca itu menjadikan kita kaya ! kaya akan wawasan, ilmu pengetahuan, dan hal-hal yang kita tidak ketahui sebelumnya.
BalasHapusProses belajar tidak boleh berhenti kawan !
BalasHapusdengan membaca kita menjadi lebih tau,lebih berwawasan,dan lebih mengerti apa yang kita tidak diketahui.
BalasHapusmari semuanya kita membaca walaupun tidak terlalu lama.
Ibu sangat senang karena Ida, Citra, Shofira, Arif dan Resti sudah berkunjung lagi ke "Rumah Kedua Kita" ini. Tidak hanya itu, dengan menulis komentar-komentar pendek, secara tidak langsung Anda sudah berbagi pandangan dan memotivasi teman lainnya untuk menulis pula. Tentu akan lebih bermakna lagi bagi pembaca, jika setiap pernyataan pendek itu, Anda kembangkan menjadi sebuah artikel sederhana untuk kemudian dimuat dalam blog masing-masing dengan topik "Manfaat Membaca".
BalasHapusCobalah.
Bersemangat ya!!!
Saya sangat sepakat terhadap sahabat-sahabat yang senantiasa bersemangat mengajak sahabat-sahabat lainnya " MEMBACA".Terutama kepada Ibu Isna yang senantiasa memotivasi kita semua untuk terus berkompeten menjadi pribadi-pribadi yang unggul. Tidak hanya unggul di kelas, dan tidak hanya unggul di Kampus tetapi dimana saja kita berpinjak jadikanlah budaya baca sebagai syarat utama untuk mencapai apa yang kita mau..
BalasHapusKepada sahabat-sahabat teruslah mencoba melangkah dengan membaca untuk menembus batas menjadi yang terbaik dimana pun kita berpijak..,dan alangkah baiknya bacaan yang telah kita baca dipublikasikan kepada khalayak banyak untuk berbagi ilmu pengetahuan dengan tidak sadar itu bisa menjadi amal ibadah di mata Sang Kholik (Alloh SWT) karna kita sudah mengamalkan ilmu walaupun hanya satu ayat..Lewat apa kita mempublikasikannya??? jawabannya lewat MENULIS MENULIS dan terus MENULIS...!!
Lanjutan Anonim Maret 22,2012 12:53
BalasHapusKekuatan yang berharga adalah diri kita, kelebihan kita serta kekurangan kita...
Agar kekuatan itu bisa kokoh apa yang harus kita perbuat?
Yaitu sahabat-sahabat harus senantiasa bisa menjadi peribadi yang unggul dan tidak henti-hentinya mencoba melangkah untuk menebus batas...dan membentuk karakter yang positif sebagai mahasiswa terbaik...
Kita mempunyai pedang yang bisa kita gunakan sebagai senjata...Apa senjata itu...??
KE EMPAT KETERAMPILAN BAHASA ...SALAH SATUNYA ADALAH MEMBACA..MEMBACA..KEMUDIAN MENULIS...
Alhamdu lillahi rabbil alamin. Bunda mana yang tidak akan puas, ketika mengetahui spirit mahasiswanya ternyata mulai menggebu-gebu, antara lain seperti terlihat dalam ajakan Riyadul Maisah yang berbunyi, " ... sahabat-sahabat harus senantiasa bisa menjadi peribadi yang unggul dan tidak henti-hentinya mencoba melangkah untuk menebus batas... dan membentuk karakter yang positif sebagai mahasiswa terbaik...". Subhanallaaah.
BalasHapusBegitu pula dengan komentar-komentar sebelumnya, semua mencerminkan semangat juang untuk bangkit. Terima kasih mahasiswaku. Mari kita terus membaca dan menulis dengan niat untuk beribadah karena Allah.
Insya-Allah bermanfaat.
Terimakasih telah menyalakan api, telah menyediakan transfortasi paling nyaman untuk menjemput rinduku pada kata-kata. Bacalah walau satu kata, tulislah walau satu huruf. Walau angin tak lagi mengantarkan suara, tapi pena dapat berkata-kata dalam bisu. Mereka akan bersuara walau tanpa angin.walau tanpa nafasmu lagi.
BalasHapusWah hebat,
Hapus"Bacalah walau satu kata,
tulislah walau satu huruf" ...
"pena dapat berkata-kata dalam bisu"
Inilah himbauan Eka pada kita
Wahai ...
Kau yang berbakat
Lakukanlah itu
Manfaatkan penamu
untuk merangkai kata yang bermakna
guna membangun asa demi Dia dan citra diri Anda
Bangkitlah wahai mahasiswaku
Bersemangat!
Apabila kita rajin membaca dan menulis maka,kita akan menjadi kaya ! baik kaya ilmu pengetahuan ,kaya wawasan dan mengetahui segala sesuatu yang kita tidak ketahui sebelumnya,oleh karena itu marilah kita gemar membaca karena membaca merupakan sebuah jendela untuk menuju kesuksesan ,sebagaimana halnya wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw yang berbunyi "Bacalah".
BalasHapusBetul Cucu, jika kita rajin membaca Tuhan akan memberi tahu apa yang belum kita ketahui selama ini. Benar kata Anda, dengan membaca kita akan menjadi "kaya", karena bacaan merupakan "gudang ilmu" sementara membaca merupakan kunci untuk membuka gudang tersebut.
BalasHapusOleh karena itu, mari membaca walau hanya satu ayat.
Ketika kita membaca semua hal yang kita blum tau menjadi tahu, dengan membaca kita tak perlu keliling dunia untuk mengetahui dunia itu seperti apa....
BalasHapussalah satu pangdangan Andre Wongso, Membaca membantu memperbaiki rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan memanajemen emosi, dan meningkatkan kemampuan melakukan interaksi sosial positif di mana pun dan kapan pun. Nah hal itu saya rasakan sendiri itu benar dengan tahu dan pernah membaca kita percaya diri apabila beinteraksi dengan orang lain tidak takut untuk merasa salah,,,
Ayo tingkatkan membaca kita semangat teman-teman....
Wah hebat, teman kita dari Prodi Matematika juga bergabung di sini. Alhamdulillahi rabbil alamin. Terima kasih Andien.
HapusIbu senang, ternyata Andien kini rajin membaca tulisan Andrie Wongso. Pelajarilah riwayat hidup beliau, kemudian ikutilah jejak langkahnya. Andrie Wongso kecil dulunya juga bukan siapa-siapa tetapi dia pejuang hebat dan rajin "menanam" sehingga kini beliau memetik hasilnya.
Wahai mahasiswaku, bangkitlah!!!
Mari "menanam". Hiasilah "sangkar ilmu" Anda dengan aneka tanaman yang bermanfaat. Setelah itu, buktikanlah janji Allah.
Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang ingin mengubah nasibnya. Yakinilah itu!!!
terima kasih Bu, atas informasi yang bisa dijadikan ilmu terutama bagi saya..
BalasHapusYa, sama-sama. Terima kasih sudah mengundang Ibu ke blog Anda. Dari isinya terlihat kesan bahwa Anda adalah tamu kami. Jika dilihat dari judul blog tampaknya Anda bukan pencinta bahasa Indonesia, heheee. Maaf jika pandangan ini keliru.
HapusIbu senang sekali jika Anda dan semua komentator dengan ikhlas memperkenalkan dirinya agar komunikasi kita lebih enak dan terasa nyaman.
BalasHapus
Assalamu'alaikum WR.
BalasHapuspada dasarnya segala apa yang kita tulis dikonstruk oleh apa yang kita baca, sekalipun selalu ada implikasinya dengan pengalaman diluar bacaan. susah memang ya bu untuk mengarahkan paradigma kita terhadap apa yang ibu singgung paling awal.. membaca itu merupakan hal sangat sukar bagi yang tidak biasa..hhe
terimakasih..
Menurut Alwasilah(2009ix) ilmu adalah cahaya, agar bisa terus bercahaya kita harus menuntut ilmu dan mengamalkannya, sekecil apapun ilmu yang kita amalkan kalau bermanfaat bagi orang lain maka cahayanya akan terus bersinar.
BalasHapusAssalamu'alaikum Wr.Wb
BalasHapusDengan membaca ilmu kita akan bertambah,dengan membaca wawasan kita menjadi luas,dan dengan mengikatnya dengan tulisan maka ilmu itu akan abadi dan bermanfaat.
Assalamu'alaikum Wr. Wb
BalasHapusIbu, sebelumnya saya meminta maaf karena telat melaksanakan tugas saya sebagai mahasiswa PPKn yang diembani tugas oleh Ibu beberapa minggu yang lalu.
Setelah membaca artikel Ibu ini dan mendengarkan pendapat beberapa teman juga penjelasan dari Ibu tadi di kelas, saya menjadi membulatkan keinginan saya untuk senantiasa membaca dan menulis secara berkelanjutan. setelah membaca artikel diatas selain mendapatkan penerangan seperti yang tadi disebutkan bahwa ilmu adalah cahaya yang dapat menerangi, saya juga menjadi bersemangat untuk menulis. seperti kata Ibu tadi bahwa menulis dapat mengikat ilmu.
Terima Kasih.
:)