PENGANTAR
Pertemuan kali ini kita awali dengan kegiatan “Membaca” terlebih dahulu ya.
Ini penting dilakukan, agar Anda memiliki wawasan yang memadai tentang Fonologi Bahasa Indonesia. Untuk ini, silakan Anda membaca wacana singkat di bawah ini.
KEDUDUKAN FONOLOGI DALAM TATARAN LINGUISTIK
( Wacana 1 )
Sebelum menjelaskan tentang kedudukan fonologi dalam tataran linguistik, ada baiknya kalau kita membahas sepintas tentang linguistik ini terlebih dahulu. Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan, penulis menemukan definisi dengan redaksi yang berbeda-beda tentang linguistik ini. Menurut John M. Echols dan Hassan Shadily (1982:360 dan Verhaar, 1984:1) linguistic sebagai kata benda berati “ilmu bahasa”. Jika kita buka pula Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988: 527) diketahui bahwa “linguistik” sama dengan “ilmu tentang bahasa atau telaah bahasa secara ilmiah”. Dari ketiga sumber sebelumnya dapat kita ketahui bahwa objek kajian linguistik itu adalah bahasa.
Bahasa sebagai objek kajian linguistik memiliki lingkup yang sangat luas.Kalau kita berbicara tentang bahasa, berarti kita berbicara tentang manusia dengan berbagai macam aktivitasnya yang memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Sebagai konsekuensi logisnya maka sub disiplin linguistik ini pun menjadi sangat banyak dan bidang kajiannya pun beragam pula. Secara garis besar setidaknya kita mengenal dua bidang kajian utama, yaitu mikro linguistik dan makro linguistik.
Sebagai sajian pengantar tentang fonologi ini maka linguistik hanya akan dilihat dari kajian mikro linguistik.
Seperti dikatakan Chaer (2003:15) “Linguistik mikro mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa tertentu” . Dalam pandangan linguistik mikro ini, sub disiplin linguistik terdiri atas lima tataran, yaitu: (1) fonologi, (2) morfologi, (3) sintaksis, (4) semantik dan (5) leksikologi.
Fonologi mempelajari bunyi-bunyi suatu bahasa pada umumnya, morfologi membahas struktur kata dan bagian-bagiannya serta cara pembentukannya. Sementara itu, sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan lain di atasnya, juga membicarakan hubungan antara yang satu dengan yang lainnya serta cara penyusunannya sampai menjadi satuan ujaran yang bermakna. Tentang makna, baik makna leksikal dan gramatikal, maupun kontekstual, dibicarakan dalam semantik. Selanjutnya pembahasan mengenai leksikon atau kosa kata suatu bahasa dari berbagai aspeknya, dikaji dalam sub disiplin yang diberi label leksikologi tadi.
Dengan penjelasan singkat itu, kiranya Anda selaku pembaca wacana ini tentu dapat mengetahui kedudukan fonologi dalam kajian linguistik itu, bukan? Dia merupakan tataran paling dasar dan paling menentukan bagi keberhasilan para pengguna bahasa dalam mempelajari sub disiplin linguistik yang lainnya. Fonologi ini merupakan fondasi bagi keberhasilan seseorang dalam mempelajari tatabahasa dari bahasa yang dipelajarinya. Oleh karena itu, setiap pengguna bahasa diharapkan memiliki kesadaran yang setinggi-tingginya akan pentingnya peran fonologi ini bagi kesuksesannya dalam mempelajari tatabahasa dan atau bahasa pada umumnya.
Begitu pula halnya dengan calon guru dan guru, terutama guru bahasa Indonesia. Seharusnya setiap guru bahasa Indonesia seyogyanya berjanji pada diri masing-masing, untuk membekali murid-muridnya dengan fondasi yang kokoh di bidang bahasa. Dalam hal ini, fondasi dimaksud adalah pengenalan yang memadai ihwal fonologi ini, diikuti dengan kemampuan dalam melafalkan serta menuliskan bunyi-bunyi bahasa itu dengan tepat.
Jika setiap guru bahasa Indonesia memiliki kompetensi dan performansi yang memadai di bidang fonologi itu, insya-Allah harapan di atas akan terwujud, apalagi jika guru- guru bahasa Indonesia mempunyai niat yang tulus dan ikhlas “untuk berbagi ilmu” dengan murid-muridnya. Bagaimana? Anda sudah siap untuk menjadi penyebar ilmu seperti yang diharapkan itu, bukan?
Itulah informasi sekilas tentang peran dan kedudukan fonologi dalam tataran lunguistik, serta tugas dan tanggung jawab guru bahasa Indonesia sehubungan dengan peran fonologi itu. Semoga Anda selaku pembaca wacana sederhana ini dapat menimba manfaat darinya. Aamiiin.
TUGAS INDIVIDUAL
Setelah Anda membaca dan memahami isi wacana 1 tadi, jawablah pertanyaan berikut. Jawaban Anda harap ditulis rapi dalam bahasa Indonesia yang baik, benar dan bernalar di atas kertas folio bergaris. Hasilnya diserahkan langsung kepada Ibu pada pertemuan 11 Oktober 2014 nanti.
Selamat belajar, semoga bermanfaat
PERTANYAAN ( Untuk wacana 1 )
1. Mengapa mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
perlu mempelajari fonologi? Jelaskanlah.
2. Jelaskanlah urgensi fonologi bagi guru dan atau calon guru bahasa Indonesia.
3. Jelaskanlah kedudukan fonologi dalam tataran linguistik.
Selanjutnya, agar Anda memiliki wawasan yang lebih luas tentang Fonologi, silakan
temukan tulisan Ibu ( Wacana 2 ) yang tersaji dalam Blog pribadi. Anda dapat menemukannya melalui alamat berikut, http://uniisna.wordpress.com/2011/07/I. Jika Anda sudah memahami isi wacana tersebut, jawab pulalah pertanyaan berikut.
PERTANYAAN ( Untuk wacana 2 )
1. Jelaskanlah pengertian istilah di bawah ini.
a) Fon
b) Fonem
c) Fonologi
d) Pasangan minimal
2. Tulislah sepuluh contoh fonem dalam bahasa Indonesia.
Contoh harap ditulis dalam
bentuk pasangan minimal
3. Tulislah dua bidang kajian utama Fonologi,
kemudian uraikanlah masing-masingnya
dengan singkat.
4. Tulislah sebuah paragraf yang isinya menceritakan tentang
manfaat yang Anda peroleh setelah mempelajari kedua materi sebelumnya.
Terima kasih dan sampai jumpa, semoga pembelajaran ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar